BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai
setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali
seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih
kurang 6-8 minggu.
Saat melahirkan ibu telah banyak mengeluarkan tenaga
untuk melahirkan anaknya. Setelah melahirkan ibu biasanya akan kelelahan dan
kurang tenaga. Maka dari itu ibu sangatlah membutuhkan tenaga yang banyak untuk
menyusui bayinya yang baru lahir yangmana sangat membutuhkan makanan setelah
dilahirkan.
Dalam proses laktasi ibu sangat membutuhkan makanan
yang bergizi untuk kesempurnaan produksi ASI. Jika ASI yang diproduksi ibu
banyak maka bayi ibu akan tumbuh dengan sehat dan berkembang seperti seharusnya
atau normal.
Menyusui sangat banyak manfaatnya bagi ibu untuk
proses pengembalian atau pemulihan kembali kesehatan dan organ-organ ibu. Maka
dari itu ibu membutuhkan makanan yang bergizi. Belakangan ini ibu banyak yang
tidak menyusui bayinya, banyak alasan yang diajukan, padahal menyusui sangatlah banyak untungnya.
1.2 Tujuan
Penulis
menulis makalah ini agar bisa menambah wawasan penulis tentang kebutuhan dasar
ibu pada masa nifas.
BAB II
ISI
2.1
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
2.1.1 Nutrisi dan Cairan
Kualitas dan jumlah
makanan yang akan dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Selama
menyusui, ibu dengan status gizi baik
rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu
yang status ggizinya kurang biasnya akn sedikit menghasilkan ASI. Pemberian ASI
sangatlah penting , karena bayi akan tumbuh sempurna sebagai menusia yang sehat dan pintar, sebab
ASI mengandung DHA.
1.
Energy
Penambahan kalori
sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum mencapai 500 kkal. Rata-rata
produksi ASI sehari 800 cc yang mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang
dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih
dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah
kalori tambahan harus ditingkatkan.
Sesungguhnya, tambahan
kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal,
sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadanagn indogen, yaitu
timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efisiensi kofersi energy hanya 80-90
% maka energy dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energy
ASI sebesar 400-500 kkal. Untuk menghasilkan 850cc ASI dibutuhkan energy
680-807 kkal energy. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI, berat
badan ibu akan kembali normal dengan
cepat.
2.
Protein
Selama menyusui ibu
membutuhkan tambahan protein di atas
normal sebesar 20 gram/hari. Maka dari itu ibu dianjurkan makan makanan
mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat di ikan kakap, tongkol, dan
lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang akan keluar sebagai ASI. Selain
itu ibu dianjurkan makan makanan yang mengandung kalsium , zat besi, vitamin C, B1, B2, B12,
dan D
Selain nutrisi, ibu
juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3
liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)
Beberapa anjuran yang
berhubungan dengan pemenuhan gizi ibu menyusui antara lain :
a.
Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari
sebanyak 500 kkal
b. Makan
dengan diet berimbang, cukup protein, mineral dan vitamin
c. Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari terutama setelah menyusui
d. Mengonsumsi
tablet zat besi
e. Minum
kapsul vitamin A agar dapaat meberikan vitamin A kepada bayinya.
2.1.2
Ambulasi Dini
Ambulasi dini adalah
kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung,
paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat. Keuntungannya
yaitu :
1.
Penderita merasa lebih sehat dan lebih
kuat
2. Faal
usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
3. Memungkinkan
bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara merawat bayinya.
4. Lebih
sesuai dengan keadaan Indonesia.
Ambulasi dini dilakukan
secara perlahan namun meningkat secara
berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan
hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan
memandirikan pasien dapat terpenuhi.
2.3
Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar
Biasanya dalam 6 jam
pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil. Semakin lama urine
ditahan, maka dapat mengakibatkan
infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat meyakinkan ibu supaya segera
buang air kecil, karena biasany ibu malas buang air kecing karena takut akan
merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya komplikasi post
partum.
Dalam 24 jam pertama ,
pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan
memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh
ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.
2.4
Kebersihan Diri
Bidan harus bijaksana
dalam memberikan motivasi ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri
dan bantuan dari keluarga. Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu post
partum, antara lain :
1.
Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada
bayi.
2. Membersihakan
daerah kelamin dengan sabun dan air,
yaitu dari daerah depan ke belakang, baru setelah itu anus.
3. Mengganti
pembalut minimal 2 kali dalam sehari.
4. Mencuci
tangan denag sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan
5.
Jika mempunyai luka episiotomy, hindari
untuk menyentuh daerah luka agar
terhindar dari infeksi sekunder.
2.5
Istirahat
Ibu post partum sangat
membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali kekeadaan fisik.
Kurang istirahat pada ibu post partum
akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya :
1.
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat
proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan
depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan diri sendiri.
Bidan harus
menyampaikan kepada pasien dan keluarga agar ibu kembali melakukan
kegiatan-kegiatan rumah tangga secara
perlahan dan bertahap. Namun harus tetap
melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam.
2.6
Seksual
Secara fisik, aman
untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi banyak
budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya 40 hari atau
6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan
yang bersangkutan.
2.7
Latihan / Senam Nifas
Agar pemulihan
organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak
awal (ibu yang menjalani persalinan normal). Berikut ini ada beberapa contoh
gerakan yang dapat dilakukan saat senam
nifas :
1.
Tidur telentang, tangan disamping badan.
Tekuk salah satu kaki, kemudian gerakkan ke atas mendekati perut. Lakukan
gerakan ini sebanyak 15 kali secara bergantian untuk kaki kanan dan kkiri.
Setelah itu, rileks selama 10 hitungan.
2. Berbaring
telentang, tangan di atas perut, kedua kaki ditekuk. Kerutkan otot bokong dan
perut bersamaan dengan mengangkat kepala, mata memandang ke perut selama 5 kali
hitungan. Lakukan gerakan ini senbanyak 15 kali. Roleks selama 10 hitungan.
3. Tidur
telentang, tangan di samping badan, angkat bokong sambil mengerutkan otot anus selama 5 hitungan. Lakukan gerakan
ini sebanyak 15 kali. Rileks selama 10 hitungan.
4. Tidur
telentang, tangan di samping badan. Angkat kaki kiir lurus keatas sambil
menahan otot perut. Lakukan gerakan
sebanyak 15 kali hitungan,
bergantian dengan kaki kanan. Rileks
selama 10 hitungan.
5. Tidur
telentang, letakan kedua tangan dibawah kepala, kemudian bangun tanpa mengubah
posisi kedua kaki (kaki tetap lurus). Lakukan gerakan sebanyak 15 kali hitungan, kemudian
rileks selama 10 hitungan sambil menarik nafas panjang lwat hidung, keluarkan
lewat mulut.
6.
Posisi badan nungging, perut dan paha
membentuk sudu 90 derejat. Gerakan perut keatas sambil otot perut dan anus
dikerutkan sekuat mungkin, tahan selama 5 hitungan. Lakukan gerakan in sebanyak
15 kali, kemudian rileks selama 10 hitugan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah melahirkan ibu membutuhkan
nutrisi yang banyak. Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari
tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Setelah melahirkan ibu
diharapkan secepatnya BAB dan BAK untuyk menghindari terjadinya komplikasi atau
infeksi. Selain itu ibu juga perlu memperhatikan kebersihan diri .
Ibu post partum sangat
membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali kekeadaan fisik.
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti
dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu
misalnya 40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu
etrgantung pada pasangan yang bersangkutan.
Agar pemulihan
organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak
awal (ibu yang menjalani persalinan normal).
3.2
Saran
Untuk para ibu setelah melahirkan
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. Karena kebutuhan ibu yang
menyusui itu lebih banyak dibandingkan dengan ibu hamil maupun wanita biasa.
Dengan menyusui diharapkan untuk mengurangi AKI dan AKA karena dengan menyusui
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan
Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari.
2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Andi : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar