BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa iini, angka
kematian ibu dan anak mulai menurun, namun angka kesakitan tetap bahkan
meningkat. Berdasarkan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
sebagai tenaga kesehatan kita harus terus mengupayakan keselamat ibu dan anak.
Salah satunya pada saat persalinan.
Saat persalinan
sangatlah dibutuhkan tenaga yang profesianal, bukanlah tenaga yang asal-asalan
yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayi. Dengan meningkatkan kinerja
tenaga kesehatan yang professional, maka angka kematian maupun angka kesakitan
dapat diatasi.
Ibu, suami, keluarga
dan masyarakat juga sangat berperan dalam hali ini. dengan adanya dukungan dari
keluarga untuyk ibu, maka ibu kan merasa lebih nyaman dalam melalui proses
persalinan. Maka dari itu diharapkan kepada semua pihak yang terkait untuk
memberikan dukungannya pada ib dan keluarga.
1.2 Tujuan
Penulis menulis makalah
ini agar bisa menambah wawasan penulis tentang kebutuhan dasar ibu bersalin.
BAB II
ISI
2.1
KEBUTUHAN
DASAR SELAMA PERSALINAN
2.1.1
Oksigen
Kebutuhan oksigen pada
setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa udara yang bersih, jauh dari
polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga dengan kebutuhan
oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan yang bersih,
nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu dalam menghadapi
persalinan.
Ada dua pernafasan
dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan
mana yang akan digunakan selama
persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan
memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas
kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu memulai dengan pernafasan lambat jika
diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang
hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan
ringan atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu . maka dari itu hendaknya ibu dapat menguasai keduanya.
2.1.2
Nutrisi
Berdasar
hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak
disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung
menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi
pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman
yang manis dan berenergi seperti jus.
Sebagian
ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian
makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu,
anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan. Namun ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
bisa menimbulkan bau yang menyengat seperti jengkol dan petai.
Makanan yang dianjurkan :
1. Roti atau roti panggan (rendah
serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.
2. Sarapan sereal rendah serat dengan
rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt rendah lemak.
6. Buah segar atau buah kaleng.
Minuman yang dianjurkan :
1. Minuman yogurt rendah lemak.
2. Es blok.
3. Jus buah-buahan.
4. Kaldu jernih.
5. Diluted
squash drinks.
6. Air mineral.
7. Cairan olahraga atau cairan isotonic
2.1.3
Personal
Hygiene
Ibu sangat disarankan untuk menjaga
kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain :
¶
Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan
mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini
mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
¶
Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses
persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
¶
Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya
bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan
mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
2.1.4
Pakaian
Persiapkan pakaian yang harus dibawa untuk ibu
selama persalinan yaitu satu tas yang berisi perlengkapan yang dibutuhkan untuk
dibawa ketempat persalinan. Dan tas tersebut hendaknya diletakan di tempat yang
mudah diambil atau letakkan langsung dalam kendaraan yang nantinya akan dipergunakan untuk pergi
ke rumah sakit atau tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah
dilakukan tadi kepada orang disekitar yang mungkin pada saat persalinan nanti
akan membantu atau terlibat dalam persiapan menuju tempat persalinan.
Kebutuhan
ibu dan bayi hendaknya sudah dilengkapi semejak usia kehamilan 36 minggu,
karena mulai dari kehamilan 36 minggu ibu bisa saja tiba-tiba berssalin.
Isi tas yang harus disiapkan:
a.
Buku kia
b.
2 helai sarung untuk proses persalinan.
c.
2 helai gutita ibu
d.
2 baju menyusui / baju kancing didepan
e.
2 celana panjang hamil.
f.
1 pak pembalut bersalin
g.
2 bh menyusui
h.
Celana dalam
i.
Popok bayi
j.
1 stel baju pulang, perlu diingat badan ibu terlihat seperti ibu hamil 5-6 bulan jadi
baju yang disiapkan adalah baju yang sesuai
k.
Bedong bayi
l.
Topi bayi
m.
Selimut bayi
n.
Sepasang sarung tangan dan kaki bayi.
o.
Perlengkapan mandi
p.
Kosmetik
2.1.5
Eliminasi
Pemenuhan
kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu
untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan kateterisasi.
Rectum
yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin, namun bila ibu
mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan
gejala masuk pada kala II.
2.1.6
Mobillasi,
Body Mekanik
Selama menunggu persalinan dimulai,
ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau
harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan
rileks. Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak
menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu.
Posisi
meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat
berganti posisi secara teratur selama
persalinan kala I, karena hal ini sering kali mempercepat kemajuan
persalinan dan ibu mungkin merasa dapat meneran secara efektif pada posisi
tertentu yang bisa menjadikan ibu merasa nyaman.
Tujuan
:
¶ Memberikan kenyamanan dalam proses
persalinan
¶ Mempermudah atau memperlancar proses
persalinan dan kelahiran bayi.
¶ Mempercepat kemajuan persalinan
Keuntungan dan manfaat posisi
meneran bagi ibu bersalin :
¶ Mengurangi rasa sakit dan kettidak
nyamanan
¶ Lama kala II lebih pendek
¶ Laserasi perineum lebih sedikit
¶ Menghindari persalinan yang harus
ditolong dengan tindakan.
1. Duduk atau
setengah duduk
2. Posisi
merangkak
Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan
peregangan pada perineum.
3. Posisi
berjongkok/berdiri
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar dorongan
untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).
4. Posisi
berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi
oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.
5. Berdiri , berjalan dan bersandar
Alasan : efektif membantu stimulasi kontraksi uterus,
membantu penurunan kepala bayi, mengurangi rasa nyeri.
Selama
persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi,
karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan
hilangnya oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlama proses persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit,
menambah kemungkinan laserasi pada perineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan punggung.
Pengurangan
rasa sakit :
·
Menurut
Varney’s Midwifery, sebagai berikut:
2. Pengaturan posisi;
6. Asuhan diri; dan
7. Sentuhan
·
Menurut
Penny Simpkin, cara pengurangan sakit dapat dilakukan dengan mengurangi
rasa sakit langsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif
yang kuat dan mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa
sakit,
meliputi:
1. Kehadiran pendamping yang terus-menerus,
sentuhan yang nyaman dan dorongan dari orang yang mendukung;
6. Penekanan pada lutut;
8. Berendam;
10. Visualisasi dan pemusatan perhatian;
dan
11. Mendengarkan musik.
2.1.7
Persiapan
Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan suatu cara memberikan
makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai
pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan anak.
Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI)
membantu melindungi bayi terhadap penyakit.
Tumbuh kembangan anak sangat dipengaruhi oleh makanan
atau kandungan gizi yang dikonsumsinya baik dalam kandungan maupun setelah
lahir. Tumbuh kembang seorang merupakan hak anak tersebut yang harus di penuhi
oleh orang tuanya.
Persiapan laktasi
diantaranya :
1.
Kebutuhan gizi bagi
ibu yang akan menyusui
Masa persiapan
menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu perlu diberitahu
kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang cukup agar pertumbuhan
bayinya berkembang secara baik.
Penambahan akan
kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum akan meningkatkan efisiensi
konversi energi yang terakandung dalam makanan
menjadi energi susu. Tamabahan nutrien lain dalam sehari bagi ibu menyusui
adalah protein sebanyak 50 gr, kalsium 0,5-1 gr, zat besi 20 mg, vitamin c 10
mg, vitamin B1 1,3 mg, vitamin B2 1,3 mg, dan air 8 gelas
sehari.
Penambahan kalori
yang dibutuhkan dalam 6 bulan pertama masa menyusui sekitar 2090 kk/hari
Faktor yang
mempengaruhi proses laktasi :
a.
Pengaruh makanan erat
kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka
diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
c. Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi
tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
2.
Perawatan payudara
ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan
tidak akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
¶ Perawatan buah dada hendaknya telah dimulai pada
kehamilan empat bulan.
¶ Setiap kali pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan
sabun dan puting susu dibersihkan.
¶ Bila terdapat puting yang mendatar/masuk kedalam,
dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar pada akhirnya dapat menonjol
keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
¶ Sesudah hamil delapan bulan, pengurutan buah dada dengan
jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu
sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.
Payudara ibu hendaknya dibersihkan sebelum
persalinan dimulaui, dan ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan bra. Hali itu
karena setelah melahirkan akan langsung di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
Yang mana IMD berguna untuk menstabilkan
pernafasan bayi, mengendalikan suhu tubuh, menghindari infeksi, bayi juga bisa
langsung mendapatkan kolustrum .
2.1.8
Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang
mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,
tubuh dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki mana yang berbeda setiap
manusia. Secara umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa
tekanan emosional, dan bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat
bukan berarti tidak melalukakn aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman
juga bisa dikatakan beristirahat. Sedangkan tidur merupakan status perubahan
kesadaran ketika presepsi dan reaksi suatu individu terhadap lingkungan yang menurun. Ibu membutuhkan istirahat dan
tidur sebelum dan sesudah persalinan untuk menenangkan diri maupun
mempersiapkan tenaga.
2.1.9
Persiapan
Persalinan Dan Kelahiran Bayi
1. Persiapan
Persalinan
a.
Tempat melahirkan
Tempat melahirkan
hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan waktu
sampai ke rumah sakit. Perhatikan kepadatan lalu lintas paada jam-jam tertentu
sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternative untuk cepat sampai ke rumah
sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada , biaya persalianan, lokasi kamar
bersalin harusnya sudah diketahui agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai
ke tujuan. Tempat plasenta harus sudah direncanakan dimana plasenta akan
diurus, apakah dirumah atau di tempat bersalin. Namun biasanya sudah disiapkan
ditempat persalinan.
b.
Kebersihan diri dan aktivitas yang dapat
dilakuakan menjelang persalianan
Ibu
sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, yangmana
manfaatnya yaitu untuk :
¶ Dengan
mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang
masuk selama persalinan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi terjadinya infeksi
sesudah melahirkan.
¶ Ibu
akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat
ini ibu akan melahirkan dan tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja,
dan bulu kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun hanya bagian dekat anus karena hal tersebut akan
mempermudah proses penjahitan.
Selama menunggu
persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat
bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau
harus berlangsung. Dan ibu diperbolehkan untuk makan makanan ringan dan
disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang bisa menimbulkan bau menyengat seperti jengkol dan petai.
c.
Hindari kepanikan dan ketakutan
Beri ibu penjelasan
bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai buah ahti yang didambakannya.
Dan ingatkan ibu untuk menyimpan tenaga untuk proses melahirkan nanti, karena
tenag akan hilang jika ibu cemas dan gelisah. Dengan sikap tenang, ibu akan
dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari
orang-orang terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan membantu
memberikan ibu semangat untuk ibu.
d.
Persiapan kebutuhan untuk persalinan
Perkiraan jarak antar
rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius dilalui jika akan
bersalin sangat dibutuhkan. Dan perkirakan juga kapan waktu persalianan untuk
mengatur jadwal berpergian jauh.
Persiapan
peralatan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan :
¶
Alas tahan air (water proof) untuk dimobil
selama perjalanan ke rumah sakit.
¶
Minyak untuk memijit, untuk mengurangi rasa
sakit.
¶
Alat-alat mandi seperti sabun, tutup kepala,
handuk, dll.
¶
Lip balm, sikat gigi dan odol, sisir, ikat
rambut.
¶
Baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan
menyerap keringat)
¶
Radio tape, CD atau alat music lainnya yang bisa
menenangkan.
¶
Bantal.
Ø Untuk
Ayah :
·
Jam tangan
·
Kartu atau kunjungan pemeriksaan
kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
·
Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir,
dll.
·
Makanan kecil
·
Baju ganti atau sweater.
·
Kertas, pensil, buku, majalah untuk
membaca.
·
No. telp saudara atau teman.
Ø Untuk
Ibu, setelah melahirkan :
·
Baju atau gaun yang dapat dibuka dari
depan (berkancing di depan) agar dapat menyusui.
·
Kosmetik
·
Bra yang sesuai
·
Makanan ringan yang disukai
·
Baju untuk pulang, perlu diingat badan
ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6 bulan, jadi siapkan baju yang sesuai.
Ø Untuk
Bayi :
·
Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah)
·
Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
·
Popok, dapat menggunakan popok kain atau
popok sekali pakai.
·
Sarung tangan, sarung kaki, topi
(penutup kepala)
·
Bedak, minyak angin
·
Selimut untuk membungkus bayi selama di
perjalanan pulang.
2. Persiapan
kelahiran bayi
Bekerja
sama antara ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan atau
merencanakan persalinan sangatlah
penting, jika terjadi komplikasi secara tiba-tiba. Karena dengan kerja sama itu
dapat dilakuakan tindakan segera dan asuhan yang diberikan oleh bidan dapat
dipahami dan dilajalankan bersama. Agar persiapan kelahiran bayi dapat berjalan
dengan baik.
2.1.10
Memantau
Kesejahteraan Janin
Untuk memantau
kesejahteraan janin, alat cardiotografi (CTG) dapat digunakan. Pemeriksaan
umumnya dapat dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan pada saat persalinan. Dari
pemeriksaan (CTG) dapat diperoleh irama DJJ, gerakan janin dan kontraksi rahim.
Apabila terjadi kemungkinan terjadi masalah maka dokter akan melakukan NST (Non
Stop Tes), memberikan infuse oksitosin untuk mempercepat kontraksi rahim dan
melakukan tindakan segera.
Selain itu dilakukan
pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik pada iibu seperti
hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa dilakukan pada
janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time dengan resolusi
tinggi dapat digunakan untuk menilai perilaku janin, fungsi janin, marfologi dan morfometri janin,
plasenta, tali pusat dan cairan amnion. Penilaian fungsi hemodinamika uterus,
plasenta, janin dapat dilakukan dengan USG Doppler berwarna. Belakangan ini
telah dikembangkan USG 3 dimensi yang bermanfaat untuk mempelajari morfologi
dan hemodinamik janin dengan lebih mudah
dan akurat. Sedangkan KTG berguna
untuk mendeteksi secara dini adanya hipoksia janin dan keausannya.
2.1.11
Ketidak
Nyamanan Dan Cara Mengatasinya
Selama proses
persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak nyaman. Salah satunya yaitu
factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak nyaman sehhingga ketenangan ibu
terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri dan sakit yang dirasakan ibu
menjelang persalinan maupun saat persalinan berlangsung. Namun ada beberapa
cara yang bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu tersebut dari beberapa segi ,
yaitu dengan cara :
1.
Lingkungan
Untuk mengatasi
rasa ketiknyaman ibu, lingkungan tempat melahirkan itu damai dan tenang, lampu
redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa cinta dan music yang mengalun lembut
2. Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa
berjalan-jalan sebelum proses persalinan dimulai, menggoyang-goyangkan panggul,
dan mengatur posisi bantal yang sesuai
3. Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut akan
lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.
2.1.12
Tanda
Bahaya Dalam Persalinan
Selama mas kehamilan ibu dianjurkan sering melakukan
pemeriksaan kehamilan yang berguna untuk mengetahui masalah yang terjadi baik
pada ibu maupun pada janin. Dengan sering melakukan pemeriksaan kehamilan ibu
dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang harus segera
ditindak lanjuti. Adapun tanda-tanda bahaya dam persalinan yaitu :
1.
Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak teras mulas.
Persalinan berlangsung sejak ibu mulai
merasa mulas sampai kelahiran bayi. Persalinan tersebut biasanya berlangsung
kurang dari 12 jam. Ibu yang melahirkan anak pertama. Bila bayi belum lahir
lebih dari 12 jam sejak mulainya mulas, maka persalinan tersebut terlalu lama.
Perlu dilakukan tindakan, ibu perlu mendapat pertolongan di rumah sakit untuk
menyelamatkan janin dan mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.
2. Keluar
darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
Jika keluar darah banyak sebelum bayi lahir ibu
harus segera diberi pertolongan, karena ibu bisa kekurangan darah. Biasanya
perdarah disebabkan oleh plasenta yang telah terlepas (solusio plasenta) dan
plasenta previa.
3. Tali
pusat / tangan dan kaki terlihat pada jalan lahir.
Jika hal itu terjadi proses persalinan harus diatasi
oleh tenaga ahli.
4. Tidak
kuat mengenjan
Saat persalinan ibu membutuhkan tenaga yang banyak,
untuk itu membutuhkan asupan energy yang banyak. Jika ibu suadah tidak kuat
lagi mengejan, ibu memerlukan tindakan segera seperti vakum dan forseb.
5. Mengalami
kejang-kejang
Ibu yang mengalami kejang-kejanga yaitu ibu yang
mengalami eklamsia yang dapat menimbulkan kematian baik pada ibu maupun bayi.
6. Air
ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan.
Jika sebelum tanggal perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan
dalam jumlah banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), segeralah pergi ketenaga kesehatan , karena ketuban pecah
dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
7. Air
ketuban keruh dan berbau
Jika air ketuban keruh dan bau itu merupakan tanda
bahaya yang dapat membahayakan keadaan bayi, maka dari itu bayi harus segera di
lahirkan.
8. Setelah
bayi lahir, plasenta tidak keluar
Jika bayi telah lahir, namun plasenta belum keluar selama
30 menit maka plasenta harus segera dikeluar secara manual.
9. Gelisah
atau mengalami kesakitan yang hebat
Ibu yang mengalami gellisah dan kesakitan harus
diberi dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun keluarga.
10. Keluar
darah banyak ketika bayi lahir.
Jika terjadi perdarahan , berarti ada perlukaan yang
terjadi, jadi harus diatasi agar tidak terjadi infeksi dan perdarahan yang
hebat.
KEBUTUHAN PSIKIS DAN EMOSIONAL IBU
MASA PERSALINAN
Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan
keluarga. Persalinan akan menjadi saat
yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, karena itu pastikan bahwa setiap ibu
mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Dukungan fisik dan psikologis untuk ibu bersalin tidak hanya
diberikan oleh bidan, melainkan suami, keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat mulai diberikan sejak awal ibu mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang
ibu.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadirannya kepada ibu,
yaitu diantaranya dengan :
Ø Bersikap tenang dan bisa menenangkan
ibu
Hasil
penelitian (Randomized Controlled Trial) membuktikan bahwa dukungan fisik, emosional dan psikologis yang diberikan pada ibu selama persalinan dan kelahiran sangat efektif dan memberikan
pengaruh yang baik apabila diberikan
dukungan yang sungguh-sungguh dan terus-menerus
Adapun
pengaruhnya terhadap ibu adalah:
Tujuan
asuhan sayang ibu :
2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak
tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
4. Memberikan asuhan yang akurat dengan
meminimalkan intervensi.
1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu.
Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi,
memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan
kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi
tanpa adanya komplikasi.
5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa
yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
1. Menawarkan
adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan
emosional
dan fisik
secara berkesinambungan.
3. Memberi
asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
4. Memberikan
kebebasan bagi ibu yang akan bersalin
untuk memilih posisi persalinan
yang nyaman bagi ibu.
6. Tidak
rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian
ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan
intervena, menunda kebutuhan gizi,
merobek selaput ketuban,
pemantauan janin
secara elektronik.
8. Mendorong
semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
Prinsip-prinsip asuhan sayang ibu adalah
sebagai berikut:
2. Menggunakan
cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
4. Asuhan
yang diberikan berpusat pada ibu.
5. Menjaga
privasi serta kerahasiaan ibu.
9. Menghormati
praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
10. Memantau
kesejahteraan fisik,
psikologis,
spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan,
persalinan dan nifas.
3. Bidan
memberikan penjelasan tentang gambaran proses
persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
4. Memberikan
informasi
dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga
sehubungan dengan proses
persalinan.
6. Menyiapkan
rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi
kegawatdaruratan kebidanan.
7. Memberikan
dukungan
mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa
nyaman dan aman.
8. Mempersiapkan
persalinan dan kelahiran
bayi
dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.
10. Membimbing
suami dan keluarga
tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses
persalinan dan kelahiran
bayi,
seperti: memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti
posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
12. Menghargai
privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
15. Menghargai
dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.
16. Menghindari
tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
17. Memberi
kesempatan ibu untuk memeluk bayi
segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan.
18. Membantu
ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam
pertama setelah kelahiran bayi
dengan membimbing ibu membersihkan payudara,
posisi menyusui yang benar dan
penyuluhan tentang manfaat ASI.
2.2 KEBUTUHAN / KETIDAKNYAMANAN
LINGKUNGAN
Ibu bersalinan sangat
membutuhkan dukungan dan kondisi yang nyaman untuk memperlancar proses
persalinan. Kondisi lingkungan akan mempengaruhi rasa kenyamanan ibu selama
persalinan. Lingkungan yang tidak tenang akan mengganggu kenyamann ibu, begitu
juga kondisi ruang yang kurang memadai (kurang terjaganya privasi ibu ). Maka
dari itu, untuk mengatasinya dianjurkan lingkungan tempat melahirkan itu damai
dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh
rasa cinta dan music yang mengalun
lembut sehingga ibu dapat merasa nyaman selama proses persalinan.
2.3 KEBUTUHAN DUKUNGAN KELUARGA / SUAMI
Menunggu kelahirann
bayi akan menjadi saat-saat yang paling
menegangkan sekaligus melelahkan bagi ibu maupun keluraga. Di usia kandungan
yang semakin tua, apa pun bisa terjadi pada ibu hamil seperti : mulas, keluhan
sakit perut, perdarahan, sampai kontraksi yang frekuensinya makin sering. Dalam
situasi demikian, pastikan kondisinya selalu terkontrol contohnya Menyiapkan
segala kebutuhan yang akan dibawa ke rumah sakit.
Kehadiran suami atau
kerabat dekat saat proses persalinan akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang
ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan
persalinan. Kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis,
dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik. Suami harus
tetap berada di sisi istriya agar setiap saat ia membutuhkan, sang suami
senantiasa ada dan siap membantunya. Mendampingi seorang istri harus dengan
kesabaran total, kalaupun seorang istri terkesan ketus dan menjengkelkan, sang
suami harus bisa menerima dengan besar hati, karena istri sedang mengalami
ketegangan yang luar biasa.
Dukungan pada persalinan dapat di
bagi menjadi dua yaitu:
1.
Dukungan Fisik
Adalah dukungan langsung berupa
pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu
bersalin.
2.
Dukungan Emosional
Adalah dukungan berupa kehangatan,
kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu
merasa di cintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat
berpengaruh kepada keberhasilan.
Beberapa keuntungan yang akan
didapatkan saat melibatkan suami dalam persalinan :
·
Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada
istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan
rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah
kondisi yang tidak nyaman , istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat
untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya selama persalianan.
·
Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan suami selalu berada di samping istri,
suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri. Sehingga kebutuhan istri
akan terpenuhi.
·
Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Dengan memberikan dukungan pada istri, Suami
akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak
sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya.
·
Menumbuhkan naluri kebapakan
Suami akan lebih menghargai istri, karena melihat
pengorbana istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan
menjaga prilakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan
istrinya.
·
Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang
akan digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD
akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.
·
Pemenuhan nutisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi
karena tugas pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu
yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai
melemah sehingga keaadaan ibu akan kembali normal.
·
Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya pendamping maka akan
memberikan rasa nyaman dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan
karena adanya dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu
mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.
Berikut
adalah hal-hal yag bisa dilakukan seorang Suami jika menghadapi kondisi
tertentu saat mendampingi Istrinya melahirkan, antara lain:
1.
Bantulah
istri untuk mendapatkan posisi yang paling tepat. Kalau sudah, berikan dukungan
dengan sepenuh hati.
2.
Sampaikan/bicaralah
padanya hanya mengenai hal-hal yang bisa membesarkan hatinya. Jangan lupa, jaga
kontak mata dan kontak batin, hingga ia memperoleh keyakinan suami selalu
bersama istri. Mengucapkan hanya kata-kata positif yang membangun semangat.
Meghindari kata-kata pedas, kritik tajam atau apa pun yang bernada melecehkan.
Yang dibutuhkannya saat itu hanyalah pendamping yang mampu menenangkan dirinya.
Tidak lupa selalu berdoa untuk keselamatannya dan si buah hati.
3.
Jika
Ibu terlihat mengerang-erang menahan sakit, seorang suami harus mencoba
mengelus-elus atau pijat perlahan punggung Istrinya. Sentuhan lembut semacam
ini akan mengurangi ketegangannya
4.
Jika
Ibu berkeluh kesah tentang rasa sakit yang tak tertanggungkan, besarkan hatinya
untuk tetap tabah. Pahami benar bahwa saat itu ia memang sedang sakit
5.
Bicaralah
pada suster atau dokter bila ada sesuatu yang tidak dimengerti tentang kondisi
istri. Jika Anda mengkhawatirkannya, yakinkan diri bahwa tenaga paramedis di
situ adalah orang-orang profesional yang akan membantu menangani istri dan bayi
Anda.
6.
Peliharalah
rasa humor. Jika istri berteriak atau mengucapkan sumpah-serapah seakan marah
besar, tak perlu tersinggung, apalagi berniat membalasnya. Pahami hal semacam
itu muncul karena ia tengah berada dalam situasi yang sangat berat dan
membuatnya tertekan. Justru cobalah hibur dengan humor-humor segar.
7.
Jika
si kecil sudah berhasil dilahirkan, sampaikan pada istri bahwa berkat
perjuangannya, Anda berdua kini memiliki seorang bayi yang sangat cantik atau
tampan. Ini akan sangat membesarkan hatinya. Tentu saja jangan sampai kehadiran
Anda di sisinya menghambat tugas kalangan medis yang menangani persalinan
tersebut.
8.
Saat
memberitahukan jenis kelaminnya, jangan hanya mengucapkan, "Dia
cewek" atau "Dia cowok," tapi sampaikan dengan kata-kata manis
yang terdengar mesra. Semisal, "Anak kita laki-laki, lo." atau
"Anak kita cantik seperti ibunya." Tentu saja ekspresikan
9.
Jika
petugas medis mengizinkan, gendonglah bayi Anda. Nikmati momen berharga
tersebut sebagai pengalaman yang amat fantastis untuk senantiasa bersyukur atas
kebesaran-Nya.kebahagiaan hati Anda atas karunia besar tersebut.
10.
Bila
suasana haru begitu menyergap, tak perlu merasa malu dengan menahan-nahan diri.
Biarkan air mata kebahagiaan mengalir. Itulah salah satu momen terindah
sepanjang hidup sebagai seorang ayah.
Factor
yang mempengaruhi peran pendukung dalam proses persalinan :
1.
Social
ekonomi
2.
Budaya
3.
Lingkungan
4.
Pengetahuan
5.
Umur
6.
Pendidikan
7.
Situasi
a.
Suami tidak siap mental.
Umumnya, beberapa suami tidak tega, lekas panik, saat melihat
istrinya kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat
persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping
diruang bersalin. Namun disinilah bidan bias berperan untuk memberikan asuhan
atau penjelasan pada suami.
b.
Tidak diizinkan pihak RS.
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain
petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun
cesar. Hal tersebut karena menurut RS kehadiran pendamping dapat mengganggu
konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang
tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang
luar.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan ibu selama
bersalinan sangat mempengaruhi proses berahasilnya kelahiran bayin. Ibu
bersalin membutuhkan support dari suami dan keluarga untuk kelancaran
persalinan. Sebelum melahirkan, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk
persalinan agra tidak tergesa-gesa dan terjadi kepanikan. Dalam Persiapan
persalianan peran suami, keluarga dan masyarakat sangatlah dibutuhkan. Untuk
memenuhi kebutuhan ibu bersalin, ibu dan keluarga hendaknya telah
mempersiapkannya jauh-jauh hari. Dalam menghadapi proses persalinan ibu
diharapkan tenang dan tidak cemas.
3.2 Saran
Untuk ibu dianjurkan
untuk tetap tenang dan tidak panic dalam menjalani proses persalinan. Karena
dengan tenang, ibu bisa melahirkan dengan lancar. Dan ibu hendaknya harus
mempersiakan kebutuh dasar selam persalinan jauh-jauh hari.
Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan
Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Gizi
Dalam Daur Kehidupan, Buku Ajar Ilmu Gizi. Palupy Widyastuti : Jakarta.
Soetjiningsih,
DSAK. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga
Kesehatan, Buku Kedokteran. ECG : Jakarta.
Sulistyawati, Ari.
2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Andi : Yogyakarta
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Pustaka Rihama : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar