BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa
yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama
lebih kurang 6-8 minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi
wanita untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI
merupakan sumber makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan
pertamanya.
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga,
seharusnya ia harus menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena
menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.
Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di
perdesaan masih menuusui bayi nya lebih dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama
dengan ibu-ibu di kota-kota. Para ibu mempunyai berbagai alasan seperti ibu
harus bekerja, pengaruh kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka kematian anak-anak
di Indonesia semakin lama semakin meningkat, terlebih anak-anak yang
mengkonsumsi susu formula yang biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep masa nifas
dan proses laktasi dan menyusui
1.2.2
Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan tentang konsep masa nifas dan
proses laktasi dan menyusui
BAB
II
ISI
2.1
Konsep Masa Nifas
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa
yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama
lebih kurang 6-8 minggu. (ASKEB pada Ibu Nifas, Andi)
Puerperium adalah masa sesudah
persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya
6 minggu (Obstetri Fisiologi, 1983 )
Masa nifas adalah periode waktu
selama 6-8 minggu setelah persalinan. (Biologo Reproduksi, 2011)
Jadi, masa nifas adalah masa
pemulihan alat-alat kandungan sesudah
persalinan yangmana dimulai sejak keluarnya plasenta dan akan berakhir setelah
alat-alat tersebut kembali pada keaadaan semula (6-8 Minggu).
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan pemberiaan masa nifas, yuitu
:
1. Meningkatkan
kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi.
2. Pencegahan,
diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
3. Merujuk
ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
4. Mendukung
dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan
perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
5. Imunisasi
ibu terhadap tetanus
6.
Mendorong pelaksanaan metode yang sehat
tentang pemberian makanan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang
baik antara ibu dan anak
2.1.3 Peranan dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa
Nifas
Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas yaitu :
1. Teman
terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa
nifas.
2. Pendidik
dalam usaha pemberian pendidikan
kesehatan terhadap ibu dan keluarga
3. Pelaksaan
asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penangan
masalah, rujukan dan deteksi dini komplikasi masa nifas.
2.1.4 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6-8
jam setelah persalinanan
|
1. Mencegah
perdarahan masa nifas karena atoni
uteri
2. Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan,rujuk jika perdarahan berlanjut.
3. Memberikan
konseling pada ibu atau salah seorang anggota keluarga mengenai bagaimana
cara mencegah perdarahan masa nifas karena atoni uteri
4. Pemberian
ASI awal
5. Melakukan
hubungan antara ibu dan bayiyang baru lahir
6. Menjaga
bayi tetap sehat denagn cara mencegah hypothrmi.
7. Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal denagn ibu dan bayi
yang baru lahir selam 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayinya dalam keadaan stabil.
|
2
|
6
hari setelah persalinan
|
1. Memastikan
involusi uterus berjalan normal :
uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
2. Menilai
adanya tanda-tanda demam infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan
ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan istirahat
4. Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan
konseling pada ibu mengenai aasuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat, dan merawat bayi sehari-hari
|
3
|
2
minggu setelah persalinan
|
1. Memastikan
involusi uterus berjalan normal :
uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai
adanya tanda-tanda demam infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan
ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan istirahat.
4. Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan
konseling pada ibu mengenai aasuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat, dan merawat bayi sehari-hari
|
4
|
6
minggu setelah persalinan
|
1. Menanyakan
pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ia atau bayinya alami
2. Memberikan
konseling KB secara dini.
|
2.1.5
Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terdiri dari 3 tahap,
yaitu :
1) Puerperium
Dini, yaitu masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2) Puerperium
Intermedial, yaitu masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang lamanya
sekitar 6-8 minggu
3) Remote
Puerperium, yaitu masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan
2.1.6 Evidenbase Asuhan Masa Nifas
Adalah suatu istilah yang luas yang digunakan
dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997)
2.2
Proses Laktasi dan Menyusui
2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara terdiri dari beberapa
bagian, yaitu diantaranya :
1. Pabrik
ASI (alveoli)
a. Berbentuk
seperti buah anggur
b. Dindingnya
terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI apabila di rangsang oleh hormone
prolaktin.
2. Saluran
ASI (duktus lactiferous)
Saluran
ini berfungsi untuk menyalurkan ASI dari pabrik ke gudang.
3. Gudang
ASI (sinus lactiferous)
Gudang
ASI merupakan tempat penyimpanan ASI yang terletak di bawah kalang payudara
(alveoli)
4. Otot
polos (myoepithel)
a. Otot
yang mengelilingai pabrik ASI
b. Jika
di rangsang oleh hormone oksitosin maka otot yang melingkari pabrik ASI akan
mengerut dan menyemprotkan ASI di dalamnya.
c. Selanjutnya,
ASI akan mengalir ke saluran payudara dan berakhir di gudang ASI
2.2.2 Cara Merawat Payudara
Cara-cara
perawatan payudara yaitu :
1. Menjaga
payudara tetap bersih dan kering, terutama bagian putting susu.
2. Menggunakan
BH yang menyokong payudara
3. Apabila
putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang nkeluar di sekitar putting
setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari putting
susu yang btidak lecet
4. Apabial
lecet sangat berat, dapat di istirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan menggunakan sendok.
5. Untuk
menghilangkan nyeri, ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
6. Apabila
payudara bengkak akibat pembendungan ASI
maka ibu dapat melakukan :
a. pengompresan
payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
b. urut
payudara dari arah pangkal ke putting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “Z” menuju putting.
c. Keluarka
ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susus menjadi lunak.
d. Susukan
bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat emengisap seluruh ASI, sisanya
keluarkandengan tangan
e. Letakan
kain dingin pada payudara setelah menyusui.
2.2.3
Cara Menyusui yang Benar dan Inisiasi
1.
Posisi ibu dan bayi yang benar
a. Berbaring
miring
Cara
ini merupakan cara yang baik untuk pemberian ASI pertama kali, terutama pada
iiibu yang melahirkan dengan operasi. Namun ibu harus didampingi oleh orang
lain, karena bisa saja jalan nafas bayi tertutup oleh payudara ibu.
b. Duduk
Dalam
posisi menyusui duduk ibu bisa memilih berberapa posisi tangan yayng nyaman
bagi ibu. Diantaranya :
·
Posisi tangan memegang bola
·
Posisi tangan memegang doble bola
·
Posisi madona
·
Posisi tangan transisi
·
Posisi crisscross hold
2. Proses
pendekatan bayi dengan ibu
Ibu yang melakukan cara menyusui duduk hendaknya
mendapatkan sandaran agar ibu nyaman, sehingga membantu pembentukan payudara
ibu dan ibu punya ruang untuk menggerakan
bayi dengan luasa.
Sasarnanya
yaitu untuk memposissikan bibir bawah bayi melekat ke putting susu ibu,
sehingga bayi dapat mengulun sebagian besar putting susu ibu .
Langkah-langkah
dalam pelekatan / menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
·
Keluarkan ASI sedikit untuk membersihkan
putting susu sebelum menyusui.
·
Pegang payudara dengan c.hold di
belakang areola.
·
Hidung bayi dan putting susu ibu
berhadapan
·
Sentuh pipi atau hidung bayi merangsang
rooting reflek
·
Tunggu sampai mulut terbuka lebar dan
lidah menjulur
·
Dekatkan bayi ke ibu dan arahkan putting
susu ke atas menyusuri langit-langit mulut bayi
·
Putting susu, areola dan sebagian besar
gudang ASI tertangkap oleh mulut bayi
·
Posisi mulut dengan pelekatan yang benar
·
Jika bayi dirasa sudah cukup kenyang,
maka hentikan proses menyusui dengan memasukan kelingking ke dalam mulut bayi
menyusuri langit-langit mulut bayi
·
Kadang bayi akan tertidur sendiri
sebelum proses menyusui diakhiri (berarti bayi merasa puas)
Tanda-tanda pelekatan yang benar :
·
Tampak areola masuk sebanyak mungkin,
areola bagian atas lebih banyak terlihat
·
Mulut terbuka lebar
·
Bibir atas dan bawah terputar keluar
·
Dagu bayi menempel pada payudara
·
Gudang ASI termasuk dalam jaringan yang
masuk
·
Jaringan payudara merenggang sehingga
membentuk “dot” yang panjang
·
Putting susu sekitar 1/3 – ¼ bagian
“dot” saja.
·
Bayi menyusu pada payudara , bukan
putting susu
·
Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah
(di bawah gudang ASI)
Tanda-tanda pelekatan yang salah,
antara lain :
·
Tampak sebagian besar kalang
payudara areola berada di luar
·
Hanya putting susu atau sedikit areola
yang masuk mulut bayi
·
Seluruh atau sebagian besar gudang ASI
berada di luar mulut bayi.
·
Lidah tidak melewati gusi
·
Hanya putting susu yang menjadi “dot”
·
Bayi menyusu pada putting
·
Bibir bayi monyong
·
Bibir bawah terlipat ke dalam sehingga
menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah.
Inisiasi dini
Langkah inisiasi dini
yaitu dengan cara bayi ditempatkan pada
perut iibunya dengan posisi tertelungkup. Lalu ditutup degan selimut, kemudian
birakan bayi merangkat untuk mencari putting susu ibu lalu menyusu.
2.2.4
Manfaat
Pemberian ASI
ASI sangatlah banyak manfaatnya,
baik bagi ibu maupun bayi. Manfaat ASI bagi :
1. Bagi
bayi
Manfaat
ASI bagi bayi yaitu :
a) ASI
yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
b) Kalori
dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai
usia 6 bulan
c) ASI
(Kolostrum) mengandung zat pelindung (antibodi)
d) Memperkuat
ikatan bathin antara ibu dan bayi
e) ASI
mudah dicerna oleh bayi
2. Bagi
ibu
a. Untuk
memulihkan diri dari proses persalinannya. Seperti membuat rahim berkontraksi
dengan cepat dan memperlambat perdarahan
b. Ibu
lebih cepat pulih atau menurunkan berat badan
c. Bagi
ibu yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk
menjadi hamil
d. Cara
yang baik untuk mencurahkan kasih sayang pada sang buah hati dan merasa dibutuhkan
.
e. Menunda kemungkinan kanker payudara dan ovarium
3. Bagi
semua orang
a. ASI
selalu bersih dan bebas ham sehingga dapat terhindar dari infeksi
b. Pemberiannya
tidak memerlukan persiapan khusus
c. ASI
selalu tersedia dan gratis
d. Mengurangi
kemungkinan ibu untuk hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan
2.2.5
Komponen
Gizi dalam ASI
Gizi
yang terkandung dalam ASI yaitu :
1) Protein
Kandungan protein pada ASI lebih rendah dibandingkan
dengan susu mamlia lainnya. ASI mengandung whey protein dan casein. Whey
protein adalah protein yang memabantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi
lebih lembut atau mudah dicerna oleh usus. Casein yaitu protein yang sukar
dicerna. Perbandingan whey protein : casein pada ASI yaitu 60 : 40, sedangkan
pada susu formula 20 : 80 dan 18 : 82.
Whey ASI terdiri dari alpha-lactalbumin, serum
albumin, laktoferin, immunoglobulin dan lisozom. Sedangkan whey susu sapi hanya
mengandung beta-lactoglobulin.
2) Lemak
Lemak ASI terdiri dari trigliserid (98-99 %) yang
mana dengan enzim lipase yang terdapat di ASI akan menguraiakannya menjadi
trigliserol dan asam lemak. Keunggulan ASI yaitu mudah di cerna karena dalam
bentuk emulsi, kandungan asam lemak esensial (omega-3 menjadi DHA dan omega-6
menjadi AA), DHA dan AA yang berperan dalam pertumbuhan otak.
3) Vitamin
a. Vitamin
yang larut dalam lemak
Vitamin
yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, K. vitamin A sangat penting / banyak dalam ASI, sedangkan D, dan K sedikit yang
terkandung dalam ASI.
b. Vitamin
yang larut dalam air
Yaitu
vitanmin C, asam nicotinic, B12, B1, B2, B6
sanagt dipengaruhi oleh makanan
ibu.
4) Zat
besi
Zat besi yang terkandung di ASI tidak begitu banyak,
namun sangat berguna untuk mencegah anemia.
5) Zat
anti infeksi
Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit, karena itulah bayi membutuhkan
tambahan sIgA dalam ASI untuk terhindar dari infeksi.
6) Laktoferin
Lactoferin banyak terkandung dalam ASI, yangmana
fungsinya sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan.
7) Factor
bifidus
Gunanya untuk meningkatkan pertumbuhan bakteri baik
dalam usus bayi.
8) Lisozim
Lisozim dapat melawan serangan bacteri E.coli dan
salmonella.
9) Taurin
Taurin merupakan asam amino dari ASI yang trebanyak
kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin berfungsi sebagai
neurotransmitter dan berpran dalm maturasi otak bayi.
2.2.6 Upaya Memperbanyak ASI
Upaya memperbanyak ASI yaitu :
1. Menyusui
bayi setiap 2 jam dengan lama menyusui 10-15 menit tiap payudara
2. Bangunkan
bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa resah gerah, dan duduklah selama
menyusui
3. Pastiakan
bayi menyusu dalam posisi menempel dengan baik dan dengarkan suara menelan yang
aktif
4. Susui
bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiapkali habis menyusui
5. Tidurlah
bersebelahan dengan bayi
6. Ibu
harus meningkatkan istirahat dan minum
7. Petugas
kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan.
8. Yakinkan
bahwa ica dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut
Pendidikan
kesehatan yang harus di berikan kepada ibu menyusui :
1. Mengkonsumsi
tambahan kalori setindaknya 500 kalori sehari
2. Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan cukup kalori, protein, vitamin dan
mineral
3. Minum
sedikitnya 3 liter setiap hari
4. Pil
zat besi harus diminum untuk menambah gizi setidaknya selama 40 hari setelah
kelahiran
5. Minum
kapsul vitamin A 200.000unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayi
melalui ASI
2.2.7
ASI
Eksklusif
ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan
dan minuman pendamping (termasuk air jeruk , madu air gula)yang dimulai
sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan tanpa makanan pendamping, jika
tetap diberikan makanan pendamping hal ini akan membuat pengurangan pada
kapasitas lambung bayi dalam menampung cairan ASI.
ASI juga bisa diberikan pada bayi
tidak secara langsung, tapi juga bisa ditampung dan ditunda waktu pemberiannya.
Namun hal ini dilakukan jika terjadi hal yang mendesak seperti ibu bekerja.
2.2.8 Tanda Bayi Cukup ASI
Bayi
yang mengkonsumsi ASI mempunyai beberapa tanda-tanda jika ASI yang dikonsumsinya
sudah cukup, diantara :
1. Bayi
kencing setidaknya 6 kali dalam sehari
dan warnanya jernih sampai kung muda
2. Bayi
sering BAB berwarna kekuningan (berbiji)
3. Bayi
tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukup. Bayi
setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
4. Payudara
ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
5. Ibu
dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.
6. Bayi
bertambah berat badannya.
2.2.9
Masalah
dalam Pemberian ASI
1. Pada
masa antenatal
Masalah yang sering mucul yaitu putting susu yang
tidak menonjol, hal ini tidak begitu jadi masalah. Karena hal ini dapat dia
atasi seperti menarik-narik putting, selain itu juga bisa dilakukan setelah
melahirkan seperti tetap menyusui bayi, dan menarik-narik putting susu.
2. Pada
masa setelah persalinan dini
a. Putting
susu lecet
Saat
putting susu ibu lecet, ibu harus melakukan cara cara sebagai berikut :
·
Ibu tetap menyusui pada payudar yang
tidak begitu lecet.
·
Oleskan ASI terakhir pada putting
·
Istirahatkan putting susu sejenak, namun
ASI harus di keluarkan dengan tangan.
·
Cuci payudara sekali dalam sehari, tidak
menggunakan sabun.
b. Payudara
bengkak
Hal ini biasa di sebakan oleh, produksi ASI
meningkat, terlambat menyusui, kurang sering mengeluarkan ASI dan pelekatan kurang
baik. Hal yang sebaiknya di lakukan yaitu :
·
Mengompres dengan air hangat
·
Anjurkan ibu rileks
·
Pijat leher dan punggung ibu.
·
Pakaikan ibu BH yang tidak terlalu
sempit.
·
Berikan paracetamol.
c. Abses
payudara (mastitis)
Yaitu
peradangan pada payudara. Terdiri dari :
·
Non-infective mastistis (hanya karena
pembendungan ASI)
·
Infective mastistis (telah terinfeksi bacteri)
Gejala yang dirasakan yaitu payudara menjadi merah,
bengkak, kadang disertai rasa panas dan nyeri. Hal ini biasanya disebabkan
oleh, kurangnya pengeluaran ASI, pengisapan yang kurang efektif. Tindakan yang
dilakukan sama dengan payudara bengkak.
3. Pada
masa setelah persalinan lanjut
a. Sindrom
ASI kurang
Ibu dan
bayi harus bekerja sama dalam produksi ASI. Bayi harus melakukan hisapan yang efektif.
b. Ibu
yang bekerja
Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat di gunakan ibu
yang bekerja , yaitu :
Menyusui bayi sebelum bekerja, mengeluarkan ASI pada
saat di rumah untuk di simpan dan memakan makanan yang bergizi.
c. Pengeluaran
ASI
Biasanuya
ibu yang bekerja, mempunyai masalah tentang pengeluaran ASI, teknik pengeluaran
ASI yaitu :
·
Memeras ASI dengan tangan
·
Memeras ASI dengan pompa
d. Penyimpan
ASI
ASI yang
telah disimpan tidak boleh dipanaskan atau di masak, tapi hanya direndam dengan
air hangat.
4. Masalah
menyusui pada keadaan khusus
Yang termasuk pada keadaan khusus yaitu ibu
melahirkan dengan bedah sesar, menderita HIV/AIDS dan ibu yang menderita
hepatitis B
5. Masalah
menyusui pada bayi
a. Bayi
sering menangis
b. Bayi
bingung putting
c. Bayi premature dan kecil
d. Bayi
kuning
e. Bayi
kembar
f. Bayi
sakit
g. Bayi
sumbing dan celah langit-langit (pallatum)
h. Bayi
dengan lidah pendek (lingual frenulum)
2.2.10
Dukungan
Bidan dalam Pemberian ASI
Pemberian
ASI akan berjalan lancar jika ibu mengetahui cara menyusui yang benar. Peran
bidan sangatlah penting bagi ibu yang
menyusui, maka dari itu bidan harus bisa membantu ibu. Peran bidan dalam
pemberian ASI, yaitu:
1. Yakinkan
ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibu
2.
Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia
mampu menyusui bayinya sendiri
Cara bidan memberikan dukungan dalam hal pemberian
ASI antara lain :
1. Biarkan
bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu
untuk mancegah masalah umum yang timbul
3. Bantulah
ibu pada waktu pertama kali member ASI
4. Bayi
harus ditempatkan didekat ibunya (rawat gabung/ rooming in)
5. Memberikan
ASI pada bayi sesering mungkin
6. Hanya
berikan kolostrum dan ASI saja
7.
Hindari susu botol dan dot (empeng)
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Masa nifas (puerperium)
adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat
kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung
selama lebih kurang 6-8 minggu. Pada
masa nifas ibu nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya masalah di masa
nifas.
Setelah bayi lahir,
bayi harus segera di beri ASI supaya terjadi kedekatan pada ibu dan bayi, dan
kebutuhan bayi terpenuhi. Agar ASI yang diberikan pada bayi itu diperoleh
sevcara sempurna, maka ibu harus merawat payudara agar ASI yang di hasilkan
banyak karena ASI sangat dibutuhkan bayi (ASI banyak mengandung at-zat gizi
yang di perlukan oleh bayi) .
3.2
Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu
harus sangat di perhatikan supaya bayi juga sehat dan pertumbuhannya lancar
atau seimbang. Kepada para ibu dianjurkan untuk memberikan bayi mereka ASI,
karena selain mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi,
ASI juga merupakan makanan bayi yang
paling aman, hemat dan mengandung antibody.
Semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan
Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
FK Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri Fisiologi. ELeman : Bandung.
Soetjiningsih. 1997.
ASI Petunjuk untuk Tenaga
Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta.
Wulanda, Febri Ayu. 2011. Biologi Reproduksi. Salemba Medika : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar