Rabu, 06 Maret 2013

KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dewasa iini, angka kematian ibu dan anak mulai menurun, namun angka kesakitan tetap bahkan meningkat. Berdasarkan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian sebagai tenaga kesehatan kita harus terus mengupayakan keselamat ibu dan anak. Salah satunya pada saat persalinan.
Saat persalinan sangatlah dibutuhkan tenaga yang profesianal, bukanlah tenaga yang asal-asalan yang dapat membahayakan nyawa ibu maupun bayi. Dengan meningkatkan kinerja tenaga kesehatan yang professional, maka angka kematian maupun angka kesakitan dapat diatasi.
Ibu, suami, keluarga dan masyarakat juga sangat berperan dalam hali ini. dengan adanya dukungan dari keluarga untuyk ibu, maka ibu kan merasa lebih nyaman dalam melalui proses persalinan. Maka dari itu diharapkan kepada semua pihak yang terkait untuk memberikan dukungannya pada ib dan keluarga.

1.2  Tujuan
Penulis menulis makalah ini agar bisa menambah wawasan penulis tentang kebutuhan dasar ibu bersalin.












BAB II
ISI


2.1        KEBUTUHAN DASAR SELAMA PERSALINAN
2.1.1              Oksigen
Kebutuhan oksigen pada setiap manusia pada dasarnya sama, yaitu berupa udara yang bersih, jauh dari polusi, bebas dari asap rokok dan tidak bau. Begitu juga dengan kebutuhan oksigen pada ibu pada saat persalinan, ibu membutuh ruangan yang bersih, nyaman, bebas asap rokok, dan tidak bau untuk ketenangan ibu dalam menghadapi persalinan.
Ada dua pernafasan dasar untuk persalinan yaitu pernafasan lambat atau pernafasan ringan. Rencanakan pernafasan mana yang akan  digunakan selama persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan memungkinkan anda mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila ibu  memulai dengan pernafasan lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu . maka dari itu  hendaknya ibu dapat menguasai keduanya.

2.1.2              Nutrisi
Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi seperti jus.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan. Namun ibu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau yang menyengat seperti jengkol dan petai.

Makanan yang dianjurkan :
1.      Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai ataupun madu.
2.      Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3.      Nasi tim.
4.      Biskuit.
5.      Yogurt rendah lemak.
6.      Buah segar atau buah kaleng.
Minuman yang dianjurkan :
1.      Minuman yogurt rendah lemak.
2.      Es blok.
3.      Jus buah-buahan.
4.      Kaldu jernih.
5.      Diluted squash drinks.
6.      Air mineral.
7.      Cairan olahraga atau cairan isotonic


2.1.3              Personal Hygiene
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, manfaatnya antara lain :
  Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Hal ini mengyrangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
  Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja.
  Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
2.1.4              Pakaian
Persiapkan pakaian yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan yaitu satu tas yang berisi perlengkapan yang dibutuhkan untuk dibawa ketempat persalinan. Dan tas tersebut hendaknya diletakan di tempat yang mudah diambil atau letakkan langsung dalam kendaraan  yang nantinya akan dipergunakan untuk pergi ke rumah sakit atau tempat bersalin. Lalu berilah informasi yang telah dilakukan tadi kepada orang disekitar yang mungkin pada saat persalinan nanti akan membantu atau terlibat dalam persiapan menuju tempat persalinan.
Kebutuhan ibu dan bayi hendaknya sudah dilengkapi semejak usia kehamilan 36 minggu, karena mulai dari kehamilan 36 minggu ibu bisa saja tiba-tiba berssalin.
Isi tas yang harus disiapkan:
a.       Buku kia
b.      2 helai sarung untuk proses persalinan.
c.       2 helai gutita ibu
d.      2 baju menyusui / baju kancing didepan
e.       2 celana panjang hamil.
f.       1 pak pembalut bersalin
g.      2 bh menyusui
h.      Celana dalam
i.        Popok bayi
j.        1 stel baju pulang, perlu diingat badan ibu  terlihat seperti ibu hamil 5-6 bulan jadi baju yang disiapkan adalah baju yang sesuai
k.      Bedong bayi
l.        Topi bayi
m.    Selimut bayi
n.      Sepasang sarung tangan dan kaki bayi.
o.      Perlengkapan mandi
p.      Kosmetik
2.1.5              Eliminasi
Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan kateterisasi.
Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan, sebagai berikut:
1.      Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama bila  berada di atas spina isciadika;
2.      Menurunkan efisiensi kontraksi uterus
3.      Menimbulkan nyeri yang tidak perlu
4.      Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5.      Memperlambat kelahiran plasenta
6.      Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi uterus.
Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin, namun bila ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.
2.1.6              Mobillasi, Body Mekanik
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama persalinan, pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan rileks. Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang aman dan nyaman. Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan memberikan kepastian pada ibu.
Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat berganti posisi secara teratur selama  persalinan kala I, karena hal ini sering kali mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin merasa dapat meneran secara efektif pada posisi tertentu yang bisa menjadikan ibu merasa nyaman.
Tujuan :
  Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan
  Mempermudah atau memperlancar proses persalinan dan kelahiran bayi.
  Mempercepat kemajuan persalinan
Keuntungan dan manfaat posisi meneran bagi ibu bersalin :
  Mengurangi rasa sakit dan kettidak nyamanan
  Lama kala II lebih pendek
  Laserasi perineum lebih sedikit
  Menghindari persalinan yang harus ditolong dengan tindakan.

 Adapun posisi persalinan dapat dilakukan :

1.      Duduk atau setengah duduk
Alasan: mempermudah bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati/mensupport perineum.


2.      Posisi merangkak
Alasan: baik untuk persalinan dengan punggung  yang sakit, membantu bayi melakukan rotasi dan meminimalkan peregangan pada perineum.

3.      Posisi berjongkok/berdiri
Alasan: membatu penurunan kepala bayi dan memperbesar ukuran panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum).

4.      Posisi berbaring miring ke kiri
Alasan: memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik bagi bayi dan membantu mencegah terjadinya laserasi.

5.      Berdiri , berjalan dan bersandar
Alasan : efektif membantu stimulasi kontraksi uterus, membantu penurunan kepala bayi, mengurangi rasa nyeri.

Selama persalinan tidak dianjurkan posisi litotomi, karena dapat menyebabkan hipotensi yang berakibat ibu bisa pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi, menambah rasa sakit, memperlama proses persalinan, ibu sulit melakukan pernafasan, sulit buang air kecil, membatasi gerakan ibu, ibu merasa tidak berdaya, proses meneran menjadi lebih sulit, menambah kemungkinan laserasi pada perineum dan menimbulkan kerusakan saraf pada kaki dan punggung.
Pengurangan rasa sakit :
·         Menurut Varney’s Midwifery, sebagai berikut:
1.      Adanya seorang yang dapat mendukung dalam persalinan;
2.      Pengaturan posisi;
3.      Relaksasi dan latihan pernafasan;
4.      Istirahat dan privasi;
5.      Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan;
6.      Asuhan diri; dan
7.      Sentuhan
·         Menurut Penny Simpkin, cara pengurangan sakit dapat dilakukan dengan mengurangi rasa sakit langsung dari sumbernya, memberikan rangsangan alternatif yang kuat dan mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan reaksi fisik. Adapun secara umum, teknik pengurangan rasa sakit, meliputi:
1.      Kehadiran pendamping yang terus-menerus, sentuhan yang nyaman dan dorongan dari orang yang mendukung;
2.      Perubahan posisi dan pergerakan;
3.      Sentuhan dan masase;
4.      Counterpressure (mengurangi tegangan pada ligamen sacroiliaca);
5.      Pijatan ganda pada panggul;
6.      Penekanan pada lutut;
7.      Kompres hangat dan dingin;
8.      Berendam;
9.      Pengeluaran suara;
10.  Visualisasi dan pemusatan perhatian; dan
11.  Mendengarkan musik.
2.1.7              Persiapan Laktasi
Laktasi atau menyusui merupakan suatu cara memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan anak. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam air susu ibu (ASI) membantu melindungi bayi terhadap penyakit.
Tumbuh kembangan anak sangat dipengaruhi oleh makanan atau kandungan gizi yang dikonsumsinya baik dalam kandungan maupun setelah lahir. Tumbuh kembang seorang merupakan hak anak tersebut yang harus di penuhi oleh orang tuanya.

Persiapan laktasi diantaranya :
1.      Kebutuhan gizi bagi ibu yang akan menyusui
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
Penambahan akan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum akan meningkatkan efisiensi konversi energi yang terakandung dalam makanan menjadi energi susu. Tamabahan nutrien lain dalam sehari bagi ibu menyusui adalah protein sebanyak 50 gr, kalsium 0,5-1 gr, zat besi 20 mg, vitamin c 10 mg, vitamin B1 1,3 mg, vitamin B2 1,3 mg, dan air 8 gelas sehari.
Penambahan kalori yang dibutuhkan dalam 6 bulan pertama masa menyusui sekitar 2090 kk/hari
Faktor yang mempengaruhi proses laktasi :
a.       Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
b.      Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
c.       Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

2.      Perawatan payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan tidak akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
  Perawatan buah dada hendaknya telah dimulai pada kehamilan empat bulan.
  Setiap kali pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
  Bila terdapat puting yang mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar pada akhirnya dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
  Sesudah hamil delapan bulan, pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.

Payudara ibu hendaknya dibersihkan sebelum persalinan dimulaui, dan ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan bra. Hali itu karena setelah melahirkan akan langsung di lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Yang mana IMD  berguna untuk menstabilkan pernafasan bayi, mengendalikan suhu tubuh, menghindari infeksi, bayi juga bisa langsung mendapatkan kolustrum .

2.1.8              Istirahat/Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur  sendiri memiliki mana yang berbeda setiap manusia. Secara umum, istirah merupakan suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan yang gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melalukakn aktivitas sama sekali, berjalan-jalan ditaman juga bisa dikatakan beristirahat. Sedangkan tidur merupakan status perubahan kesadaran ketika presepsi dan reaksi suatu individu terhadap lingkungan  yang menurun. Ibu membutuhkan istirahat dan tidur sebelum dan sesudah persalinan untuk menenangkan diri maupun mempersiapkan tenaga.





2.1.9              Persiapan Persalinan Dan Kelahiran Bayi
1.      Persiapan Persalinan
a.       Tempat melahirkan
Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit. Perhatikan kepadatan lalu lintas paada jam-jam tertentu sehingga anda dapat mempersiapkan jalur alternative untuk cepat sampai ke rumah sakit. Prosedur masuk, fasilitas yang ada , biaya persalianan, lokasi kamar bersalin harusnya sudah diketahui agar dalam keadaan darurat mempercepat sampai ke tujuan. Tempat plasenta harus sudah direncanakan dimana plasenta akan diurus, apakah dirumah atau di tempat bersalin. Namun biasanya sudah disiapkan ditempat persalinan.
b.      Kebersihan diri dan aktivitas yang dapat dilakuakan menjelang persalianan
Ibu sangat disarankan untuk menjaga kebersihan diri menjelang persalinan, yangmana manfaatnya yaitu untuk :
  Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan. Tujuannya yaitu untuk mengurangi terjadinya infeksi sesudah melahirkan.
  Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
Saat ini ibu  akan melahirkan  dan tidak dihuknah untuk mengeluarkan tinja, dan bulu kemaluan ibu juga dicukur seluruhnya namun hanya  bagian dekat anus karena hal tersebut akan mempermudah proses penjahitan.
Selama menunggu persalinan dimulai, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar tempat bersalin. Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Dan ibu diperbolehkan untuk makan makanan ringan dan disarankan  untuk tidak mengkonsumsi makanan yang bisa menimbulkan bau menyengat seperti jengkol dan petai.
c.       Hindari kepanikan dan ketakutan
Beri ibu penjelasan bahwa setelah melahirkan ini ibu akan mempunyai buah ahti yang didambakannya. Dan ingatkan ibu untuk menyimpan tenaga untuk proses melahirkan nanti, karena tenag akan hilang jika ibu cemas dan gelisah. Dengan sikap tenang, ibu akan dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap. Dukungan dari orang-orang terdekat , perhatian dan kasih saying tertentu akan membantu memberikan ibu semangat untuk ibu.
d.      Persiapan kebutuhan untuk persalinan
Perkiraan jarak antar rumah dengan rumah sakit seta lalu lintas yang harius dilalui jika akan bersalin sangat dibutuhkan. Dan perkirakan juga kapan waktu persalianan untuk mengatur jadwal berpergian jauh.
Persiapan peralatan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan :
  Alas tahan air (water proof) untuk dimobil selama perjalanan ke rumah sakit.
  Minyak untuk memijit, untuk mengurangi rasa sakit.
  Alat-alat mandi seperti sabun, tutup kepala, handuk, dll.
  Lip balm, sikat gigi dan odol, sisir, ikat rambut.
  Baju ganti (gunakan baju yang nyaman dan menyerap keringat)
  Radio tape, CD atau alat music lainnya yang bisa menenangkan.
  Bantal.
Ø  Untuk Ayah :
·         Jam tangan
·         Kartu atau kunjungan pemeriksaan kehamilan, KTP (suami-istri, beserta foto kopinya)
·         Alat mandi : sikat gigi, odol, sisir, dll.
·         Makanan kecil
·         Baju ganti atau sweater.
·         Kertas, pensil, buku, majalah untuk membaca.
·          No. telp saudara atau teman.

Ø  Untuk Ibu, setelah melahirkan :
·         Baju atau gaun yang dapat dibuka dari depan (berkancing di depan) agar dapat menyusui.
·          Kosmetik
·          Bra yang sesuai
·          Makanan ringan yang disukai
·         Baju untuk pulang, perlu diingat badan ibu akan terlihat seperti hamil 5 - 6 bulan, jadi siapkan baju yang sesuai.

Ø  Untuk Bayi :
·         Kain flannel beberapa buah (3 - 4 buah)
·          Pakaian bayi, 2 pasang (siapkan 2 ukuran)
·         Popok, dapat menggunakan popok kain atau popok sekali pakai.
·         Sarung tangan, sarung kaki, topi (penutup kepala)
·         Bedak, minyak angin
·         Selimut untuk membungkus bayi selama di perjalanan pulang.

2.      Persiapan kelahiran bayi
Bekerja sama antara ibu, keluarga dan masyarakat dalam mempersiapkan atau merencanakan  persalinan sangatlah penting, jika terjadi komplikasi secara tiba-tiba. Karena dengan kerja sama itu dapat dilakuakan tindakan segera dan asuhan yang diberikan oleh bidan dapat dipahami dan dilajalankan bersama. Agar persiapan kelahiran bayi dapat berjalan dengan baik.

2.1.10          Memantau Kesejahteraan Janin
Untuk memantau kesejahteraan janin, alat cardiotografi (CTG) dapat digunakan. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia 7 – 9 bulan dan pada saat persalinan. Dari pemeriksaan (CTG) dapat diperoleh irama DJJ, gerakan janin dan kontraksi rahim. Apabila terjadi kemungkinan terjadi masalah maka dokter akan melakukan NST (Non Stop Tes), memberikan infuse oksitosin untuk mempercepat kontraksi rahim dan melakukan tindakan segera.
Selain itu dilakukan pengukuran TFU maupun tanda gejala gangguan fisik pada iibu seperti hhipertensi, perdarahan pervaginam dll. USG dan KTG juga bisa dilakukan pada janin untuk menilai keadaan fisik janin. Alat USG real time dengan resolusi tinggi dapat digunakan untuk menilai perilaku janin,  fungsi janin, marfologi dan morfometri janin, plasenta, tali pusat dan cairan amnion. Penilaian fungsi hemodinamika uterus, plasenta, janin dapat dilakukan dengan USG Doppler berwarna. Belakangan ini telah dikembangkan USG 3 dimensi yang bermanfaat untuk mempelajari morfologi dan hemodinamik janin dengan lebih mudah  dan akurat.  Sedangkan KTG berguna untuk mendeteksi secara dini adanya hipoksia janin dan keausannya.

2.1.11          Ketidak Nyamanan Dan Cara Mengatasinya
Selama proses persalinan banyak hal yang membuat ibu menjadi tidak nyaman. Salah satunya yaitu factor lingkungan tempat bersalinan yang tidak nyaman sehhingga ketenangan ibu terganggu. Dan juga karena adanya rasa nyeri dan sakit yang dirasakan ibu menjelang persalinan maupun saat persalinan berlangsung. Namun ada beberapa cara yang bisa mengatasi rasa ketidaknyamanan ibu tersebut dari beberapa segi , yaitu dengan cara :
1.      Lingkungan
Untuk mengatasi rasa ketiknyaman ibu, lingkungan tempat melahirkan itu damai dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa  cinta dan music yang mengalun lembut


2.      Fisik
Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu bisa berjalan-jalan sebelum proses persalinan dimulai, menggoyang-goyangkan panggul, dan mengatur posisi bantal yang sesuai

3.      Sentuhan
Ibu yang diberi sentuhan dan pijatan lembut akan lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.

2.1.12          Tanda Bahaya Dalam Persalinan
Selama mas kehamilan ibu dianjurkan sering melakukan pemeriksaan kehamilan yang berguna untuk mengetahui masalah yang terjadi baik pada ibu maupun pada janin. Dengan sering melakukan pemeriksaan kehamilan ibu dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan yang harus segera ditindak lanjuti. Adapun tanda-tanda bahaya dam persalinan yaitu :

1.      Bayi tidak lahir dalam  12 jam sejak teras mulas.
Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa mulas sampai kelahiran bayi. Persalinan tersebut biasanya berlangsung kurang dari 12 jam. Ibu yang melahirkan anak pertama. Bila bayi belum lahir lebih dari 12 jam sejak mulainya mulas, maka persalinan tersebut terlalu lama. Perlu dilakukan tindakan, ibu perlu mendapat pertolongan di rumah sakit untuk menyelamatkan janin dan mencegah terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.
2.      Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
Jika keluar darah banyak sebelum bayi lahir ibu harus segera diberi pertolongan, karena ibu bisa kekurangan darah. Biasanya perdarah disebabkan oleh plasenta yang telah terlepas (solusio plasenta) dan plasenta previa.

3.      Tali pusat / tangan dan kaki terlihat pada jalan lahir.
Jika hal itu terjadi proses persalinan harus diatasi oleh tenaga ahli.

4.      Tidak kuat mengenjan
Saat persalinan ibu membutuhkan tenaga yang banyak, untuk itu membutuhkan asupan energy yang banyak. Jika ibu suadah tidak kuat lagi mengejan, ibu memerlukan tindakan segera seperti vakum dan forseb.

5.      Mengalami kejang-kejang
Ibu yang mengalami kejang-kejanga yaitu ibu yang mengalami eklamsia yang dapat menimbulkan kematian baik pada ibu maupun bayi.
                                  
6.      Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), segeralah pergi  ketenaga kesehatan , karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi.

7.      Air ketuban keruh dan berbau
Jika air ketuban keruh dan bau itu merupakan tanda bahaya yang dapat membahayakan keadaan bayi, maka dari itu bayi harus segera di lahirkan.

8.      Setelah bayi lahir, plasenta tidak keluar
Jika bayi telah lahir, namun plasenta belum keluar selama 30 menit maka plasenta harus segera dikeluar secara manual.


9.      Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
Ibu yang mengalami gellisah dan kesakitan harus diberi dukungan baik dari tenaga kesehatan maupun keluarga.

10.  Keluar darah banyak ketika bayi lahir.
Jika terjadi perdarahan , berarti ada perlukaan yang terjadi, jadi harus diatasi agar tidak terjadi infeksi dan perdarahan yang hebat.


 KEBUTUHAN PSIKIS DAN EMOSIONAL IBU MASA PERSALINAN
Persalinan merupakan saat yang  menegangkan dan menggugah emosi bagi ibu dan keluarga. Persalinan akan  menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu, karena itu pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Dukungan fisik dan psikologis untuk ibu bersalin tidak hanya diberikan oleh bidan, melainkan suami, keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat mulai diberikan  sejak awal ibu mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus sesuai dengan aspek sayang ibu.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadirannya kepada ibu, yaitu diantaranya dengan :
Ø   Mendengarkan dan melakukan observasi
Ø   Melakukan kontak fisik
Ø   Bersikap tenang dan bisa menenangkan ibu
Hasil penelitian (Randomized Controlled Trial) membuktikan bahwa dukungan fisik, emosional dan psikologis yang diberikan pada ibu selama persalinan dan kelahiran sangat efektif dan memberikan pengaruh yang baik  apabila diberikan dukungan yang sungguh-sungguh dan terus-menerus
Adapun pengaruhnya terhadap ibu adalah:
·         Mengurangi kelahiran dengan tindakan vacum, forceps, dan operasi sesar
·         Mengurangi kejadian APGAR score bayi kurang dari 7
·         Memperpendek lama persalinan
·         Kepuasan ibu semakin besar dalam pengalaman persalinan.

Tujuan asuhan sayang ibu :
1.      Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.
2.      Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi dini dan penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.
3.      Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.
4.      Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.
5.      Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.
6.      Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.
7.      Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.
8.      Pemberian ASI sedini mungkin.

Konsep
asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut:
1.      Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
2.      Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
3.      Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
4.      Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
5.      Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
Langkah asuhan sayang ibu sebagai berikut:
1.      Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan emosional dan fisik secara berkesinambungan.
2.      Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
3.      Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
4.      Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang nyaman bagi ibu.
5.      Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan.
6.      Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
7.      Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpa obat-obatan.
8.      Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.
9.      Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
10.  Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip-prinsip asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut:
1.      Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.
2.      Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
3.      Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
4.      Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
5.      Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
6.      Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.
7.      Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
8.      Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
9.      Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
10.  Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
11.  Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan meliputi beberapa  kegiatan yaitu :
1.      Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.
2.      Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian asuhan.
3.      Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga.
4.      Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan dengan proses persalinan.
5.      Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.
6.      Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan.
7.      Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.
8.      Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.
9.      Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
10.  Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan minum, memijit punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan untuk berdoa.
11.  Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.
12.  Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.
13.  Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang nyaman dan aman.
14.  Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.
15.  Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.
16.  Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.
17.  Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1 jam setelah persalinan.
18.  Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran bayi dengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.
                                                                                                                   
2.2  KEBUTUHAN / KETIDAKNYAMANAN LINGKUNGAN
Ibu bersalinan sangat membutuhkan dukungan dan kondisi yang nyaman untuk memperlancar proses persalinan. Kondisi lingkungan akan mempengaruhi rasa kenyamanan ibu selama persalinan. Lingkungan yang tidak tenang akan mengganggu kenyamann ibu, begitu juga kondisi ruang yang kurang memadai (kurang terjaganya privasi ibu ). Maka dari itu, untuk mengatasinya dianjurkan lingkungan tempat melahirkan itu damai dan tenang, lampu redup, privasi yang terjaga, suhu kamar yang hangat dan penuh rasa  cinta dan music yang mengalun lembut sehingga ibu dapat merasa nyaman selama proses persalinan.

2.3  KEBUTUHAN DUKUNGAN  KELUARGA / SUAMI
Menunggu kelahirann bayi akan  menjadi saat-saat yang paling menegangkan sekaligus melelahkan bagi ibu maupun keluraga. Di usia kandungan yang semakin tua, apa pun bisa terjadi pada ibu hamil seperti : mulas, keluhan sakit perut, perdarahan, sampai kontraksi yang frekuensinya makin sering. Dalam situasi demikian, pastikan kondisinya selalu terkontrol contohnya Menyiapkan segala kebutuhan yang akan dibawa ke rumah sakit. 
Kehadiran suami atau kerabat dekat saat proses persalinan  akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari stress dan kecemasan yang dapat mempersulit proses kelahiran dan persalinan. Kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara psikologis, dan berdampak positif pula pada kesiapan ibu secara fisik. Suami harus tetap berada di sisi istriya agar setiap saat ia membutuhkan, sang suami senantiasa ada dan siap membantunya. Mendampingi seorang istri harus dengan kesabaran total, kalaupun seorang istri terkesan ketus dan menjengkelkan, sang suami harus bisa menerima dengan besar hati, karena istri sedang mengalami ketegangan yang luar biasa.
Dukungan pada persalinan dapat di bagi menjadi dua yaitu:
1.      Dukungan Fisik
Adalah dukungan langsung berupa pertolongan langsung yang diberikan oleh keluarga atau suami kepada ibu bersalin.
2.      Dukungan Emosional
Adalah dukungan berupa kehangatan, kepedulian maupun ungkapan empati yang akan menimbulkan keyakinan bahwa ibu merasa di cintai dan diperhatikan oleh suami, yang pada akhirnya dapat berpengaruh kepada keberhasilan.
Beberapa keuntungan yang akan didapatkan saat melibatkan suami dalam persalinan :
·         Memberi rasa tenang dan penguat psikis pada istri
Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan tenang yang diharapkan istri selama proses persalinan. Ditengah kondisi yang tidak nyaman , istri memerlukan pegangan, dukungan dan semangat untuk mengurangi kecemasan dan ketakutannya selama persalianan.
·         Selalu ada bila dibutuhkan
Dengan suami selalu berada di samping istri, suami siap membantu apa saja yang dibutuhkan istri. Sehingga kebutuhan istri akan terpenuhi.
·         Kedekatan emosi suami-istri bertambah
Dengan memberikan dukungan pada istri, Suami akan melihat sendiri perjuangan hidup dan mati sang istri saat melahirkan anak sehingga membuatnya semakin sayang kepada istrinya.
·         Menumbuhkan naluri kebapakan
Suami akan lebih menghargai istri, karena melihat pengorbana istri saat persalinan suami akan dapat lebih menghargai istrinya dan menjaga prilakunya. Karena dia akan mengingat bagaimana besarnya pengorbanan istrinya.
·         Membantu keberhasilan IMD
IMD merupakan Inisiasi Menyusui Dini yang akan digalakkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. IMD akan tercapai dengan adanya dukungan dari suami terhadap istrinya.
·         Pemenuhan nutisi
Nutrisi ibu saat melahirkan akan terpenuhi karena tugas pendamping adalah memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu yaitu dengan cara pemberian makan dan minum saat kontraksi rahim ibu mulai melemah sehingga keaadaan ibu akan kembali normal.
·         Membantu mengurangi rasa nyeri saat persalinan
Dengan adanya  pendamping maka akan memberikan rasa nyaman dan aman bagi ibu yang sedang mengalami persalinan karena adanya dukungan dari orang yang paling di sayang sehingga mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri yang dialami.
                                                                        
Berikut adalah hal-hal yag bisa dilakukan seorang Suami jika menghadapi kondisi tertentu saat mendampingi Istrinya melahirkan, antara lain:

1.      Bantulah istri untuk mendapatkan posisi yang paling tepat. Kalau sudah, berikan dukungan dengan sepenuh hati.
2.      Sampaikan/bicaralah padanya hanya mengenai hal-hal yang bisa membesarkan hatinya. Jangan lupa, jaga kontak mata dan kontak batin, hingga ia memperoleh keyakinan suami selalu bersama istri. Mengucapkan hanya kata-kata positif yang membangun semangat. Meghindari kata-kata pedas, kritik tajam atau apa pun yang bernada melecehkan. Yang dibutuhkannya saat itu hanyalah pendamping yang mampu menenangkan dirinya. Tidak lupa selalu berdoa untuk keselamatannya dan si buah hati.
3.      Jika Ibu terlihat mengerang-erang menahan sakit, seorang suami harus mencoba mengelus-elus atau pijat perlahan punggung Istrinya. Sentuhan lembut semacam ini akan mengurangi ketegangannya
4.      Jika Ibu berkeluh kesah tentang rasa sakit yang tak tertanggungkan, besarkan hatinya untuk tetap tabah. Pahami benar bahwa saat itu ia memang sedang sakit
5.      Bicaralah pada suster atau dokter bila ada sesuatu yang tidak dimengerti tentang kondisi istri. Jika Anda mengkhawatirkannya, yakinkan diri bahwa tenaga paramedis di situ adalah orang-orang profesional yang akan membantu menangani istri dan bayi Anda.
6.      Peliharalah rasa humor. Jika istri berteriak atau mengucapkan sumpah-serapah seakan marah besar, tak perlu tersinggung, apalagi berniat membalasnya. Pahami hal semacam itu muncul karena ia tengah berada dalam situasi yang sangat berat dan membuatnya tertekan. Justru cobalah hibur dengan humor-humor segar.
7.      Jika si kecil sudah berhasil dilahirkan, sampaikan pada istri bahwa berkat perjuangannya, Anda berdua kini memiliki seorang bayi yang sangat cantik atau tampan. Ini akan sangat membesarkan hatinya. Tentu saja jangan sampai kehadiran Anda di sisinya menghambat tugas kalangan medis yang menangani persalinan tersebut.
8.      Saat memberitahukan jenis kelaminnya, jangan hanya mengucapkan, "Dia cewek" atau "Dia cowok," tapi sampaikan dengan kata-kata manis yang terdengar mesra. Semisal, "Anak kita laki-laki, lo." atau "Anak kita cantik seperti ibunya." Tentu saja ekspresikan
9.      Jika petugas medis mengizinkan, gendonglah bayi Anda. Nikmati momen berharga tersebut sebagai pengalaman yang amat fantastis untuk senantiasa bersyukur atas kebesaran-Nya.kebahagiaan hati Anda atas karunia besar tersebut.
10.  Bila suasana haru begitu menyergap, tak perlu merasa malu dengan menahan-nahan diri. Biarkan air mata kebahagiaan mengalir. Itulah salah satu momen terindah sepanjang hidup sebagai seorang ayah.


Factor yang mempengaruhi peran pendukung dalam proses persalinan :
1.      Social ekonomi
2.      Budaya
3.      Lingkungan
4.      Pengetahuan
5.      Umur
6.      Pendidikan
7.      Situasi
a.       Suami tidak siap mental.
Umumnya, beberapa suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin. Namun disinilah bidan bias berperan untuk memberikan asuhan atau penjelasan pada suami.
b.      Tidak diizinkan pihak RS.
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petugas medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Hal tersebut karena menurut RS kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.


 


BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Kebutuhan ibu selama bersalinan sangat mempengaruhi proses berahasilnya kelahiran bayin. Ibu bersalin membutuhkan support dari suami dan keluarga untuk kelancaran persalinan. Sebelum melahirkan, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk persalinan agra tidak tergesa-gesa dan terjadi kepanikan. Dalam Persiapan persalianan peran suami, keluarga dan masyarakat sangatlah dibutuhkan. Untuk memenuhi kebutuhan ibu bersalin, ibu dan keluarga hendaknya telah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Dalam menghadapi proses persalinan ibu diharapkan tenang dan tidak cemas.

3.2  Saran
Untuk ibu dianjurkan untuk tetap tenang dan tidak panic dalam menjalani proses persalinan. Karena dengan tenang, ibu bisa melahirkan dengan lancar. Dan ibu hendaknya harus mempersiakan kebutuh dasar selam persalinan jauh-jauh hari.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku Ajar Ilmu Gizi. Palupy Widyastuti : Jakarta.
Soetjiningsih, DSAK. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Buku Kedokteran. ECG : Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Pustaka Rihama : Yogyakarta